Ada sebuah cerita ilustrasi menarik yang Insya Allah bermanfaat buat Akhi, Agan, sista dan semuanya, Cerita ini adalah cerita tentang pentingnya mendahulukan prioritas dalam hidup ini, agar gak banyak membuang waktu langsung saja kita mulai cerita ini. Di pagi hari yang gak begitu cerah seorang dosen jebolan Amerika sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA (Master of Business Administration).
Dengan semangat yang begitu meluap-luap ia berdiri di depan mahasiswanya dan berkata, "okay, sekarang waktunya untuk quiz." kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"
Semua mahasiswa serentak berkata, "ya!"
Dosen bertanya kembali, "sungguhkah demikian?" kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil-kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember, lalu menggoyang-goyang ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "mungkin belum."
"Bagus sekali," sahut dosen itu. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
"belum!" sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata, "bagus, bagus sekali." kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "tahukah kalian semua apa maksud dari ilustrasi ini?"
Seorang mahasiswa dengan bersemangat mengacungkan jari dan berkata, "maksudnya adalah, tidak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya." "oh bukan," sahut dosen, "bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: Bila anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."
Dengan semangat yang begitu meluap-luap ia berdiri di depan mahasiswanya dan berkata, "okay, sekarang waktunya untuk quiz." kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"
Semua mahasiswa serentak berkata, "ya!"
Dosen bertanya kembali, "sungguhkah demikian?" kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil-kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember, lalu menggoyang-goyang ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "mungkin belum."
"Bagus sekali," sahut dosen itu. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
"belum!" sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata, "bagus, bagus sekali." kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "tahukah kalian semua apa maksud dari ilustrasi ini?"
Seorang mahasiswa dengan bersemangat mengacungkan jari dan berkata, "maksudnya adalah, tidak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya." "oh bukan," sahut dosen, "bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kita bahwa: Bila anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."
Gimana sobat? paham gak maksud cerita diatas? okelah ane jelasin ya, Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup kita? Adalah Prioritas diantaranya Anak-anak anda, pasangan anda, pendidikan anda. Hal-hal yang penting dalam hidup anda, mengajarkan sesuatu pada orang lain, melakukan pekerjaan yang anda cintai, waktu untuk diri sendiri, kesehatan anda, teman anda, atau semua hal yang berharga.
Ingatlah untuk selalu untuk memasukkan "batu besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil semacam kerikil dan pasir maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Ingatlah untuk selalu untuk memasukkan "batu besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil semacam kerikil dan pasir maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Semoga cerita singkat ini dapat kita ambil manfaatnya, khususnya dalam memperioritaskan sesuatu yang sangat-sangat berarti dalam hidup ini, terkadang seseorang mendahulukan hal yang tidak masuk kategori prioritas menjadi prioritas sehingga setiap langkah yang dilaluinya penuh dengan kerisauhan.. .. .. .
Banyak info menarik lainnya di : http://robbie-alca.blogspot.com/2010/08/seorang-dosen-dan-mahasiswanya.html
0 komentar:
Posting Komentar